Persalinan Dengan Ekstraksi Vakum, Ha? Bagaimana?


persalinan dengan vakum ekstraksi

Jaga malam kesekian masih dengan penuh kejutan di kamar bersalin. Mulai dari yang datang buka lengkap langsung bisa dipimpin udah di Hodge III+ aja (bahkan datang udah crowning), atau tetiba datang udah lahiran di kendaraan duluan (masih posisi di parkiran) tapi tetap prosedur dilakukan setelah memastikan ibu dan bayi aman dilanjutkan di kamar bersalin (kala III dan IV serta perawatan bayi baru lahirnya di kamar bersalin ), atau mimpin persalinan pasien dengan gravida I yang nunggu dari buka lengkap sampai penurunan kepala bayinya udah kek ‘upacara bendera’ sampai kaki pegel wk, atau bahkan kejutan-kejutan lainnya yang tidak ada habisnya kalau dijelaskan yang selalu bisa bikin ‘jantungan’ dan uji nyali.
-
Seperti biasa, pasien sudah buka lengkap dan sudah dikabarkan ke dokter penanggungjawab pasien (DPJP) dan setelah itu bantu dipimpin, casenya sekarang ibu gravida I, TBJ bayi masih dalam batas normal, panggul ibu cukup dengan bagian bawah yang masih lapang ketika dipimpin, tapi tidak ada progress kemajuan penurunan kepala bayi. Sudah dipimpin hampir dua jam dan penurunan kepala bayi stagnan di Hodge III, serta ibu sudah mulai kelelahan mengejan (pasien sudah memakai infus dari awal karena sebelumnya pasien dengan OD), akhirnya DPJP mengadviskan untuk vakum. Akhirnya, setelah beberapa kali traksi dibantu vakum, kurang dari 10 menit setelahnya bayi lahir spontan dan langsung menangis.


Apa itu persalinan dengan vakum?
Melahirkan vakum adalah suatu prosedur persalinan yang dilakukan dengan bantuan alat berupa vakum. Ketika persalinan normal sedang berlangsung, dokter dapat menyarankan penggunaan vakum bila bayi sulit dilahirkan dengan kontraksi saja.
Alat vakum atau ekstraktor vakum bertugas untuk membantu mempermudah keluarnya bayi melalui vagina. Terutama jika persalinan mengalami hambatan dan berisiko buruk bagi kesehatan bayi bila tidak segera dilahirkan.



Apa indikasi penggunaan vakum?
Ada dua jenis indikasi yang menjadi alasan penggunaan vakum, yaitu indikasi ibu dan indikasi janin.
Indikasi ibu terjadi jika ibu mengalami kelelahan karena mengejan. Ibu yang mengejan terlalu lama (lebih dari 1 jam untuk anak kedua dan lebih dari 2 jam untuk anak pertama) biasanya akan merasa lelah saat kepala janin sudah terlihat di ujung jalan lahir. Untuk membantu bayi keluar, dokter mengambil tindakan bedah obstetri berupa ekstraksi vakum.
Indikasi kedua pada ibu adalah penyakit bawaan ibu yang tidak memungkinkan ia mengejan terlalu lama, misalnya kelainan jantung atau paru-paru (TBC atau asma). Ada juga yang disebut dengan inersia, yaitu keadaan di mana ibu tiba-tiba kehilangan rasa mulas saat mengejan.
Sementara, indikasi yang mungkin terjadi pada janin adalah gawat janin, seperti saat denyut jantung janin melemah ketika ibu mengejan, sementara pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah terlihat. Dalam kondisi seperti ini, janin harus segera dilahirkan, karena kalau ia berada terlalu lama di dasar panggul, ia bisa kekurangan oksigen saat melalui jalan lahir.

Bagaimana prosedur vakum?
Untuk vakum rendah (yang dilakukan pada posisi kepala janin sudah turun ke jalan lahir), dokter memasukkan alat vakum melahirkan dan menempelkannya pada kepala bayi. Selanjutnya, pompa vakum diaktifkan (tekanan negatif) agar penarikan bisa dilakukan dan kepala bayi dapat segera keluar melalui vagina. Prosedur tersebut akan terus dilakukan berulang kali setiap melakukan kontraksi, dengan meningkatkan tekanannya secara bertahap. Sementara di antara kontraksi, tekanan pada alat vakum melahirkan tersebut akan dikurangi, dan proses ini tidak boleh lebih dari > 20 menit.


Adakah efek samping dari vakum?
Secara umum, vakum dapat menyebabkan bengkak pada lapisan kulit kepala bayi, itu pun terjadi jika sedotan vakum terlalu kuat. Tetapi normalnya, bengkak tersebut akan hilang dalam 4 hari atau dengan kompres. Risiko yang paling sering terjadi pada bayi yang divakum adalah asfiksia atau kekurangan oksigen saat melalui jalan lahir. Sementara, risiko yang dapat terjadi pada ibu adalah robekan atau luka pada jalan lahir.

caput succadeneum artifisialis


Latest Post

KUNJUNGAN KE -