Persalinan Dengan Ekstraksi Vakum, Ha? Bagaimana?
by
Regina Fauziah
Jaga malam kesekian
masih dengan penuh kejutan di kamar bersalin. Mulai dari yang datang buka
lengkap langsung bisa dipimpin udah di Hodge III+ aja (bahkan datang udah crowning), atau tetiba datang udah
lahiran di kendaraan duluan (masih posisi di parkiran) tapi tetap prosedur
dilakukan setelah memastikan ibu dan bayi aman dilanjutkan di kamar bersalin
(kala III dan IV serta perawatan bayi baru lahirnya di kamar bersalin ), atau
mimpin persalinan pasien dengan gravida I yang nunggu dari buka lengkap sampai
penurunan kepala bayinya udah kek ‘upacara
bendera’ sampai kaki pegel wk, atau bahkan kejutan-kejutan lainnya yang
tidak ada habisnya kalau dijelaskan yang selalu bisa bikin ‘jantungan’ dan uji nyali.
-
Seperti biasa, pasien
sudah buka lengkap dan sudah dikabarkan ke dokter penanggungjawab pasien (DPJP)
dan setelah itu bantu dipimpin, casenya
sekarang ibu gravida I, TBJ bayi masih dalam batas normal, panggul ibu cukup
dengan bagian bawah yang masih lapang ketika dipimpin, tapi tidak ada progress kemajuan penurunan kepala bayi.
Sudah dipimpin hampir dua jam dan penurunan kepala bayi stagnan di Hodge III, serta ibu sudah
mulai kelelahan mengejan (pasien sudah memakai infus dari awal karena
sebelumnya pasien dengan OD), akhirnya DPJP mengadviskan untuk vakum. Akhirnya,
setelah beberapa kali traksi dibantu vakum, kurang dari 10 menit setelahnya
bayi lahir spontan dan langsung menangis.
Apa itu persalinan
dengan vakum?
Melahirkan vakum adalah suatu prosedur
persalinan yang dilakukan dengan bantuan alat berupa vakum. Ketika persalinan
normal sedang berlangsung, dokter dapat menyarankan penggunaan vakum bila bayi
sulit dilahirkan dengan kontraksi saja.
Alat
vakum atau ekstraktor vakum bertugas untuk membantu mempermudah keluarnya bayi
melalui vagina. Terutama jika persalinan mengalami hambatan dan berisiko buruk
bagi kesehatan bayi bila tidak segera dilahirkan.
Apa indikasi penggunaan
vakum?
Ada dua jenis indikasi
yang menjadi alasan penggunaan vakum, yaitu indikasi ibu dan indikasi janin.
Indikasi ibu terjadi
jika ibu mengalami kelelahan karena mengejan. Ibu yang mengejan terlalu lama
(lebih dari 1 jam untuk anak kedua dan lebih dari 2 jam untuk anak pertama)
biasanya akan merasa lelah saat kepala janin sudah terlihat di ujung jalan
lahir. Untuk membantu bayi keluar, dokter mengambil tindakan bedah obstetri
berupa ekstraksi vakum.
Indikasi kedua pada ibu
adalah penyakit bawaan ibu yang tidak memungkinkan ia mengejan terlalu lama,
misalnya kelainan jantung atau paru-paru (TBC atau asma). Ada juga yang disebut
dengan inersia, yaitu keadaan di mana ibu tiba-tiba kehilangan rasa mulas saat
mengejan.
Sementara, indikasi
yang mungkin terjadi pada janin adalah gawat janin, seperti saat denyut jantung
janin melemah ketika ibu mengejan, sementara pembukaan sudah lengkap dan kepala
janin sudah terlihat. Dalam kondisi seperti ini, janin harus segera dilahirkan,
karena kalau ia berada terlalu lama di dasar panggul, ia bisa kekurangan
oksigen saat melalui jalan lahir.
Bagaimana prosedur
vakum?
Untuk vakum rendah (yang dilakukan
pada posisi kepala janin sudah turun ke jalan lahir), dokter
memasukkan alat vakum melahirkan dan menempelkannya pada kepala bayi.
Selanjutnya, pompa vakum diaktifkan (tekanan negatif) agar penarikan bisa
dilakukan dan kepala bayi dapat segera keluar melalui vagina. Prosedur tersebut
akan terus dilakukan berulang kali setiap melakukan kontraksi, dengan
meningkatkan tekanannya secara bertahap. Sementara di antara kontraksi, tekanan
pada alat vakum melahirkan tersebut akan dikurangi, dan proses ini tidak boleh
lebih dari > 20 menit.
Adakah efek samping
dari vakum?
Secara umum, vakum dapat menyebabkan bengkak
pada lapisan kulit kepala bayi, itu pun terjadi jika sedotan vakum terlalu
kuat. Tetapi normalnya, bengkak tersebut akan hilang dalam 4 hari atau dengan
kompres. Risiko yang paling sering terjadi pada bayi yang divakum adalah
asfiksia atau kekurangan oksigen saat melalui jalan lahir. Sementara, risiko
yang dapat terjadi pada ibu adalah robekan atau luka pada jalan lahir.
caput succadeneum artifisialis
|
Latest Post